“Jejak”

-Nasyid from Izzatul Islam-

Menapaki langkah-langkah berduri
Menyusuri rawa lembah dan hutan
Berjalan diantara tebing curam
Semua dilalui demi perjuangan

Letih tubuh di dalam perjalanan
Saat hujan dan badai merasuki badan
Namun jiwa harus terus betahan
Karena perjalanan masih panjang

Kami adalah tentara Allah
Siap melangkah menuju ke medan juang
walau tertatih kaki ini berjalan
jiwa perindu syahid tak akan tergoyahkan

Wahai tentara Allah bertahanlah
jangan menangis walau jasadmu terluka
Sebelum engkau bergelar syuhada
tetaplah bertahan dan bersiap siagalah

Bintang Lalu Tersadar

orion_constellation_small
Gugusan bintang di langit nan tinggi..
Membumbung jauh mengangkasa luas..
Tak sanggup pengindera kita menikmatinya begitu saja..
walau dengan akomodasi maksimal sekalipun..
Tapi ketika gugusan itu tersingkap oleh pandangan..
Merasuk kedalam saraf-saraf optik dalam komponen otak..
Lalu kemudian tersimpan dalam memori..
Tersimpan dengan baik..
Seakan tersimpan dalam loker-loker penyimpanan Suisse Bank..
Lalu dari rekognisi visual itu tampaklah sesatu yang menakjubkan..
Menakjubkan mata dengan segala keindahannya..
Titik-titik bintang bergerombol membentuk pemandangan yang indah..
Seakan berputar mengitari lingkar mata..
Terus berputar tak kunjung pergi dari ingatan..
Terus saja berkutat dalam imaji yang kian melekat dalam pikiran..
Imaji yang dibayangkan terus saja mengerucut pada yang Satu..
Satu Dzat yang menciptakan semua keindahan ini..
Seharusnya membuatku tak ragu lagi untuk segera menyadari..
Bahwa sesungguhnya keindahan di dunia bukanlah apa-apa..
Dibandingkan dengan keindahan di luar bumi..
Dan keindahan luar bumi pun akan kuyakini akan tidaklah lebih berarti..
Tidak lebih berarti dari keindahan surga..
Tempat tujuan terakhir kita..
Tujuan manusia-manusia mulia..
Tempat dimana manusia dapat menggapai keindahan bintang-bintang itu..
Tempat dimana manusia nyaman bersandaran..
Dihiasi bintang-bintang rendah yang terjangkau oleh jemari tangan..

Our Idealism..

Ku yang tergabung dalam kelompok pesaudaraan Nakula Lima PPSDMS reg III Yogyakarta

Akan senantiasa ku ikrarkan dengan lisan dan ku tanamkan dalam hati sebuah janji setia untuk meluruskan langkah kaki ini

Bahwasanya kami memiliki sebuah idealita..

IDEALISME KAMI

Betapa inginnya kami agar bangsa ini mengetahui

bahwa mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri


Kami berbangga ketika jiwa-jiwa ini gugur sebagai penebus bagi kehormatan mereka

jika memang tebusan itu yang diperlukan


Atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan

dan terwujudnya cita-cita mereka

jika memang itu harga yang harus dibayar


Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini

selain rasa cinta yang telah mengharu-biru hati kami

menguasai perasaan kami, memeras habis air mata kami

dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami


Betapa berat rasa di hati

ketika kami menyaksikan bencana yang mencabik-cabik bangsa ini

sementara kita hanya menyerah pada kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan


Kami ingin agar bangsa ini mengetahui bahwa kami membawa misi yang bersih dan suci

bersih dari ambisi pribadi, bersih dari kepentingan dunia, dan bersih dari hawa nafsu


Kami tidak mengharapkan sesuatupun dari manusia

tidak mengharap harta benda atau imbalan lainnya

tidak juga popularitas, apalagi sekedar ucapan terimakasih

Yang kami harap adalah

terbentuknya Indonesia yang lebih baik dan bermartabat

serta kebaikan dari Allah-Pencipta Alam Semesta

Ini akan menjadi hutang bagi kami untuk selanjutnya mentransformasikan langkah-langkah kami ke depan menjadi langkah-langkah perubahan menuju hari esok yang gemilang

Dari Lubuk Hatiku Untuk Mereka

Dari lubuk hatiku yang paling dalam..

Akhirnya ku mengakui..

Bahwasannya..

Air mata sebenarnya menetes dari kedua mataku ini..

Ketika melihat keadaan diriku yang sekarang ini..

Sunggih miris..

Sungguh tragis..

Sepintas, ketika dilihat, diriku memang sama seperti orang normal pada umumnya..

Hidup normal, bernafas sepuasnya..

Memiliki akses ke segala pemenuhan kebutuhan yang mudah..

Melakukan segala aktifitas tanpa ada banyak hal yang menghalangi..

Sampai kadangkala tersibuk akan satu hal sehingga melalaikan yang lainnya..

Memang nikmat..

Sungguh merupakan kenikmatan..

Menjalani hidup tanpa beban yang berarti..

Tapi sebenarnya diriku ini adalah fragmen dari orang-orang yang tidak peduli..

Fragmen dari kaum yang terlupa..

Dengan segala kenikmatan dunia yang melenakan..

Yang menyita waktu dan kesempatan berharga ku..

Sampai ku terlupa bahwa aku tidak pernah berpikir bahwasannya..

Jauh dari negeri ini ..

Banyak saudara seimanku yang tidak bisa menikmati hidup layaknya diriku..

Bahkan untuk nafasnya pun seakan dibatasi..

Diliputi suasana sekitar yang sangat jauh dari suasana negeriku kini..

Asap membumbung tinggi..

Dentuman mortar yang menulikan..

Debu beterbangan akibat laju gemuruh kendaraan berat meraja..

Tangis bayi..

Jerit bocah..

Sirine ambulance yang sibuk mencari korban luka..

Gemuruh pesawat udara yang menganggu telinga..

Ledakan di sana-sini..

Dan segala bentuk kekacauan yang tidak tersebutkan..

Adalah merupakan latar dari panggung kehidupan mereka..

Saudara-saudaraku yang merana..

Ditindas..

Dirampas haknya..

Dihinakan..

Adalah menjadi sesuatu hal yang biasa mereka hadapi sehari-hari..

Dengan bermodalkan batu sekealan tangan..

Melawan rifle modern 20 mm

Bahkan dengan tangan kosong mereka maju menongsong kematian mulia..

Dan..

Aku disini hanya bisa termangu melihat kondisi diriku yang sangat acuh ini..

Acuh terhadap sesuatu yang seharusnya menjadi bagian dalam hatiku..

Mencoba terus langkahku ku gerakkan untuk membantumu wahai saudaraku..

Tetapi tetap saja godaan syaithan melalaikan aku tuk memikirkanmu wahai saudaraku..

Godaan syaithan telah menyibukkan diriku dengan kehiatan yang tidak berguna..

Hanya bisa meberikan rangkaian-rangkaian kata uyang disajikan dalam bentuk do’a dan harapan..

Untuk engkau wahai pejuang..

Semoga cita-cita seorang muslim ideal dapat kau gapai kelak..

Walaupun nyawa menjadi taruhan..

Tetapi bersiaplah bidadari nan elok akan siap menyambutmu..

Sungguh iri padamu , saudaraku..

Sungguh..